A Love Letter to Wei Lai
Sudut Pandang Tokoh Utama Perempuan (FL):
Di kalangan sosial kelas atas Kota Jiang, beredar desas-desus bahwa Wei Lai, setelah diputuskan oleh mantan pacarnya dan melihat impian menikah dengan pria kaya kandas, kini sedang berkencan dengan seorang taipan dari Beijing.
Suatu hari, Wei Lai dipanggil tergesa-gesa untuk menghadiri sebuah jamuan makan malam. Sebagai orang terakhir yang masuk ke ruang VIP, dia terkejut saat melihat mantan pacarnya ada di sana. Karena dia hanya dianggap tokoh kecil, tuan rumah tak repot-repot memperkenalkan semua orang di meja kepadanya.
Di tengah makan malam, mantan pacarnya mengangkat gelas untuk bersulang padanya.
"Selamat ya, kudengar kamu sudah punya cinta baru."
Beberapa orang yang penasaran ikut bertanya,
"Taipan Beijing yang mana?"
Wei Lai sama sekali tidak kenal taipan dari Beijing, dan dia sendiri tak tahu dari mana asal rumor itu. Jadi, dia asal sebut saja nama seorang taipan terkenal yang belum menikah yang pernah ia dengar,
"Zhou Sujin."
Semua orang di meja: “……”
Seluruh tatapan langsung tertuju ke pria yang duduk di kursi utama.
Bingung, Wei Lai pun mengikuti arah pandangan mereka—dan bertemu mata dengan pria yang memancarkan aura misterius dan karismatik. Dengan santai bersandar di kursinya, tampak mulia dan tak acuh, pria itu menatapnya dengan pandangan dingin namun menggoda.
Wei Lai bertanya-tanya, apa mungkin dia sebegitu sialnya? Jangan-jangan pria itu temannya Zhou Sujin?
Tuan rumah akhirnya tersadar. Melihat Zhou Sujin tidak menyangkal, ia pun tersenyum dan mengucapkan selamat:
"Pantas saja kamu tiba-tiba datang ke Kota Jiang, ternyata untuk menemui pacarmu."
Zhou Sujin tersenyum. Padahal, dia sendiri tidak tahu kapan dia punya pacar.
Hal pertama yang dikatakan Zhou Sujin pada Wei Lai adalah:
"Karena semuanya sudah terbuka sekarang, duduklah di sampingku."
Wei Lai: “…”
---
Sudut Pandang Tokoh Utama Pria (ML):
Di ulang tahunnya yang ke-30, di tengah sorakan teman-temannya yang memintanya membuat harapan, pikirannya justru melayang ke Wei Lai.
Dingin dan tak berperasaan—begitulah orang-orang menggambarkannya. Hanya Wei Lai yang pernah menyebutnya orang baik. Dan itu pun hanya saat dia sedang memanfaatkannya, dengan kata-kata manis yang menipu. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia membuat harapan ulang tahun demi seorang wanita—berharap semua keinginannya akan terkabul.
Suatu malam, grup obrolan teman masa kecilnya heboh dengan banyak tag @ namanya:
"Seseorang pura-pura jadi kamu dan menulis surat cinta untuk Wei Lai, tapi tulisan tangannya nggak mirip kamu."
Tulisan tangan tak begitu penting—tak ada yang percaya bahwa Tuan Muda Kedua keluarga Zhou yang selalu dingin akan melakukan hal serendah itu.
Zhou Sujin membalas,
"Bukan pura-pura. Aku yang menulisnya."
Itu adalah surat cinta yang ia tulis sendiri, huruf demi huruf, untuk Wei Lai.
Jika Wei Lai ingin meminjam kekuatannya, maka dia rela memberikannya—untuk seumur hidup.
***
Penulis: Meng Xiao Er
Genre: Josei, Romance, Drama
Terjemahan: Bahasa Indonesia
Asal Novel: China
***
Daftar Isi
Bab 51-60
END
Comments
Post a Comment